Enrekang, news.unimen.ac.id – Majelis Pembinaan Kader Dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menggelar Pelatihan Instruktur Wilayah (PIWIL) Muhammadiyah Sulawesi Selatan di Pusdiklat Unismuh Makassar, Jum’at-Ahad (28-30 Juni 2024).
Kegiatan ini diikuti sekitar 80 peserta yang merupakan utusan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupate/Kota serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Sulawesi Selatan. Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN) sendiri mengurus 2 peserta PIWIL yakni Arif Efendi AS dan Baharuddin.
Adapun utusan PDM Enrekang yakni Ustadz Lamir Dacing, Safar, Muh. Achadi Cahyadi dan Syamsumarlin.
Dalam sambutan, Ketua MPKSDI Pimpinan Pusat Muhammadiyah, M. Irfan Islami, M.M. menyampaikan bahwa Pelatihan Instruktur Wilayah (PIWIL) merupakan amanat hasil Muktamar 48 di Solo yang bertujuan untuk menguatkan ideologi melalui perkaderan dan internalisasi nilai-nilai Kemuhammadiyahan.
“Ada 4 poin pokok yang lahir berdasarkan amanah Muktamar 48 di Solo yakni penguatan ideologi, diaspora kader, internalisasi Muhammadiyah, dan reformasi kaderisasi Muhammadiyah. PIWIL ini adalah pintu utama untuk penguatan ideologi,” katanya.
Ustadz Irfan Islami berharap semoga melalui terlahir instruktur yang handal, berkualitas, bertanggung jawab, dan militan. Sederhananya instruktur yang paripurna.
Sementara Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag mengatakan akan pentingnya melaksanakan kegiatan perkaderan secara berkelanjutan. Saya sampaikan kepada semua organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah untuk benar-benar fokus melaksanakan perkaderan karena ini adalah ruhnya organisasi.
“Saya betul-betul serius mendukung kegiatan-kegiatan perkaderan yang dilakukan oleh Ortom. Bahkan kalau bisa Ortom fokus saja untuk lakukan perkaderan, kenapa demikian? Karena aktivitas perkaderan ini adalah pintu untuk menguatan organisasi secara kelembagaan terutama aspek kuantitas,” ucapnya.
Rektor Unismuh Makassar ini menguraikan agar para peserta PIWIL bisa memiliki 3 kompetensi utama yakni jujur atau integritas baik perkataan maupun perbuatan, profesional serta komitmen. “Instruktur harus menjadi keteladanan bagi ummat.” tutupnya.